Rabu, 29 Januari 2014

komunikasi pada anak-anak sampai remaja



KOMUNIKASI PADA ANAK-ANAK DAN KELUARGA

A.  Definisi
            Komunikasi adalah kontak atau hubungan atau penyampaian berita atau penerimaan berita yang dilakukan oleh dua orang atau lebih yang memungkinkan pesan atau berita itu biasa diterima atau dipahami.
            Komunikasi terapeutik adalah hubungan interpersonal perawat-klien (anak) merupakan proses belajar bersama dalam rangka memperbaiki pengalaman emosional klien. Secara umum komunikasi kesehatan merupakan upaya sistematis yang secara positif mempengarui praktek-praktek kesehatan populasi besar sasaran utama
            Keluarga merupakan orang yang paling dekat dan paling bertanggung jawab terhadap perilaku masa depan anak khususnya untuk anak usia 5 hingga 12 tahun. Karena dari keluargalah anak belajar membentuk emosi dan karakter dirinya sendirinya. Jadi, sangat penting menjaga hubungan komunikasi keluarga dan perkembangan emosi anak usia 5-12 tahun demi tercipta masa depan yang baik dan damai.            
            Komunikasi pada anak merupakan bagian penting dalam membangun kepercayaan diri kita dengan anak. Melalui komunikasi akan terjalin rasa percaya, rasa kasih sayang, dan selanjutnya anak akan merasa memiliki suatu penghargaan pada dirinya. Banyak ahli komunikasi memberikan pengertian tentang komunikasi seperti komunikasi merupak pengiriman atau tukar menukar informasi, ide atau lainnya yang dapat memberikan suatu pengetahuan tentang ide atau informasi yang disampaikan. Melalui pengertian tersebut terdapat istilah pertukaran informasi yang berarti dalam komunikasi melibatkan lebih dari satu orang dalam menyampaikan informasi, atau ide yang ada.sehingga istilah komunikasi banyak dikaitkan dengan istilah terapeutik atau dikenal dengan nama komunikasi terapeutik yang menurut Stuart dan Sundeen tahun 1987 merupakan suatu cara untuk membina hubungan yang terapeutik yang diperlukan untuk pertukaran informasi dan perasaan, yang dapat mempengaruhi perilaku orang lain, mengingat keberhasilan tindakan keperawatan tergantung kepada proses komunikasi.
            Sedangkan secara umum komunikasi anak merupakan proses pertukaran informasi yang disampaikan oleh anak kepada orang lain dengan harapan orang yang diajak dalam pertukaran informasi tersebut mampu memenuhi kebutuhannya. Dalam tinjauan ilmu keperawatan anak, anak merupakan seseorang yang membutuhkan suatu perhatian dan kasih sayang, sebagai kebutuhan khusus anak yang dapat dipenuhi dengan cara komunikasi baik secara verbal maupun nonverbal yang dapat menumbuhkan kepercayaan pada anak sehingga tujuan komunikasi dapat tercapai.

B.  Tekhnik Komunikasi secara umum
1.    Melalui orang lain atau pihak ketiga
Menghindari berkomunikasi langsung dengan melibatkan orangtua secara langsung yang berada di sampingnya.Selain itu dapat digunakan dengan mengomentari tentang mainan, baju yang sedang dipakainya serta lainnya, dengan catatan tidak langsung pada pokok pembicaraan.
2.    Bercerita
Dengan cara ini, pesan yang akan disampaikan dengan mudah dapat diterima oleh anak mengingat anak sangat suka dengan cerita, tetapi cerita yang disampaikan hendaknya sesuai dengan pesan yang disampikan yang dapat diekspresikan melalui tulisan atau gambar.
3.    Memfasilitasi
Dalam memfasilitasi, kita harus mampu mengekspresikan perasaan dan tidak boleh dominan, tetapi anak harsanak harus diberikan respon terhadap pesan yang disampaikan melalui mendengarkan dengan penuh perhatian.
4.    Biblioterapi
Pemberian buku atau majalah dapat digunakan untuk mengekspresikan perasaan. Dengan menceritakan isi buku atau majalah sesuai dengan pesan yang ingin disampaikan kepada anak.
5.    Meminta untuk menyebutkan keinginan
Meminta anak untuk menyebutkan keinginan sehingga dapat diketahui berbagai keluhan yang didapatkan dan keinginan tersebut dapat menunjukkan perasaan dan pikiran saat itu.
6.    Pilihan pro dan kontra
Mengajukan pada situasi yang menunjukkan pilihan positif dan negatif sesuai dengan pendapat anak
7.    Penggunaan skala
Penggunan skala atau peringkat ini dapat digunakan dalam mengungkapkan perasaan sakit pada anak,cemas,sedih dan lain-lain dengan menganjurkan anak untuk mengekspresikan perasaannya.
8.    Menulis
Melalui tehnik ini anak dapat mengekspresikan dirinya baik pada keadaan sedih, marah atau yang lainnyadan biasanya banyak dilakukan pada anak yang jengkel, marah dan diam.
9.    Menggambar
Menggambar juga dapat digunakan untuk mengungkapkan ekspresinya, perasaan jengkel marah biasanya dapat diungkapkan melalui gambar dan anak akan mengungkapkannya apabila ditanyakan tentang maksud dari gambarnya.
10.     Bermain
Merupakan alat efektif dalam membantu anak untuk berkomunukasi, hubungan interpersonal antara anak, perawat dan orang di sekitarnya dapat terjalin, dan pesan-pesan dapat disampaikan.

C.  Tehnik komunikasi pada anak-anak sampai remaja
1      Usia Bayi (0-1 tahun)
        Komunikasi pada bayi yang umumnya dapat dilakukan adalah dengan melalui gerakan-gerakan bayi, gerakan tersebut sebagai alat komunikasi yang efektif, di samping itu komunikasi pada bayi dapat dilakukan secara non verbal. Perkembangan komunikasi pada bayi dapat dimulai dengan kemampuan bayi untuk melihat sesuatu yang menarik, ketika bayi digerakkan maka bayi akan berespons untuk mengeluarkan suara-suara bayi. Perkembangan komunikasi pada bayi tersebut dapat dimulai pada usia minggu ke delapan dimana bayi sudah mampu untuk melihat objek atau cahaya, kemudian pada minggu kedua belas sudah mulai melakukan tersenyum. Pada usia ke enam belas bayi sudah mulai menolehkan kepala pada suara yang asing bagi dirinya. Pada pertengahan tahun pertama bayi sudah mulai mengucapkan kata-kata awal seperti ba-ba, da-da, dan lain-lain. Pada bulan ke sepuluh bayi sudah bereaksi terhadap panggilan terhadap namanya, mampu melihat beberapa gambar yang terdapat dalam buku. Pada akhir tahun pertama bayi sudah mampu mengucapkan kata-kata yang spesifik antara dua atau tiga kata.
Selain melakukan komunikasi seperti di atas terdapat cara komunikasi yang efektif pada bayi yakni dengan cara menggunakan komunikasi non verbal dengan tehnik sentuhan seperti mengusap, menggendong, memangku, dan lain-lain.

2      Usia Todler dan Pra Sekolah (1-2,5 tahun, 2,5-5 tahun)
Perkembangan komunikasi pada usia ini dapat ditunjukkan dengan perkembangan bahasa anak dengan kemampuan anak sudah mampu memahami kurang lebih sepuluh kata, pada tahun ke dua sudah mampu 200-300 kata dan masih terdengan kata-kata ulangan.
3      Usia Sekolah (5-11 tahun)
Perkembangan komunikasi pada anak usia ini dapat dimulai dengan kemampuan anak mencetak, menggambar, membuat huruf atau tulisan yang besar dan apa yang dilaksanakan oleh anak mencerminkan pikiran anak dan kemampuan anak membaca disini sudah muncul, pada usia ke delapan anak sudah mampu membaca dan sudah mulai berfikir tentang kehidupan.
4      Usia Remaja (11-18 tahun)
Perkembangan komunikasi pada usia remaja ini ditunjukkan dengan kemampuan berdiskusi atau berdebat dan sudah mulai berpikir secara konseptual, sudah mulai menunjukkan perasaan malu, pada anak usia sering kali merenung kehidupan tentang masa depan yang direfleksikan dalam komunikasi. Pada usia ini pola pikir sudah mulai menunjukkan ke arah yang lebih positif, terjadi konseptualisasi mengingat masa ini adalah masa peralihan anak menjadi dewasa

D.  Prinsip Komunikasi secara umum pada anak-anak
1.        Biarkan anak-anak mengetahui bahwa orangtua tertarik, ingin terlibat dan akan membantu ketika anak membutuhkannya.
2.        Matikan televisi atau berhenti membaca koran ketika anak Anda ingin mengajak ngobrol.
3.        Hindari mengangkat telepon ketika sang anak mempunyai sesuatu yang penting untuk diberitahukan.
4.        Ada orang lain yang ingin ikut mengobrol bersama, jagalah agar percakapan Anda dengan si kecil tetap privat. Komunikasi yang paling baik akan tercipta jika hanya ada orangtua dan anak-anak, tak ada orang lain yang terlibat.
5.        Mempermalukan sang anak atau membuatnya merasa canggung di depan orang banyak akan menimbulkan kejengkelan dan pertengkaran, bukan komunikasi yang baik.
6.        Jangan berbicara dengan nada tinggi pada anak Anda. Turunkan nada bicara Anda untuk menyeimbangi pembicaraan dengan Si Kecil.
7.         Jika orang tua marah terhadap perilaku atau sebuah kejadian yang menimpa anak, jangan memulai percakapan sampai kemarahan Anda mereda, karena orangtua tidak akan bersifat objektif sampai kemarahannya reda. Lebih baik tunggu sebentar, tenangkan diri Anda, kemudian baru berbicara dengan Si Kecil.
8.        Jika orang tua sangat lelah, maka orang tua harus memberikan usaha yang lebih untuk menjadi seorang pendengar aktif. Menjadi pendengar aktif adalah sebuah kerja keras dan sangat susah dilakukan ketika tubuh dan pikiran anda sangat lelah.
9.        Dengarkan secara hati-hati dan sopan. Jangan memotong pembicaraan anak ketika Si Kecil sedang menceritakan kisahnya. Berusahalah untuk bersikap sopan kepada anak-anak sama dengan yang kita lakukan kepada teman baik kita.
10.    Jangan keluar dari topik pembicaraan, ketika anak-anak sedang menguraikan benang merah dari sebuah cerita dan jangan pernah membiarkan anak-anak mengembangkan tema sendiri. Ini adalah reaksi orangtua terhadap kejadian yang kebetulan terjadi di luar pengawasan orangtua, ketika Si Kecil mulai bercerita tentang apa yang terjadi, biasanya orangtua berkata, "Aku tidak peduli dengan apa yang mereka lakukan, tapi sebaiknya kamu tidak terlibat dengan hal-hal seperti itu."
11.    Jangan tanya kenapa, tetapi tanyakanlah apa yang terjadi.
12.    Ketika orang tua mempunyai pengetahuan terhadap suatu situasi, jelaskan pada anak-        anak tentang informasi yang Anda tahu atau telah diberitahu.
13.    Tetaplah berbicara dengan pembawaan yang dewasa (“Berbicaralah ketika aku sudah         selesai.” “Aku tahu apa yang terbaik untukmu.” “Lakukanlah apa yang kukatakan dan masalahmu akan terselesaikan”) perkecil fekuensi berkhotbah dan berbicara tentang moral karena itu tidak akan membantu menciptakan komunikasi yang baik dan terbuka.
14.     Jangan menggunakan kata-kata yang merendahkan, seperti: bodoh, malas dalam pernyataan-pernyataan: “Dasar bodoh, hal itu tidak masuk akal sama sekali” atau “Apa yang kamu tahu, kamu hanyalah seorang anak kecil.”
15.    Bantulah sang anak dalam merencanakan beberapa tahap-tahap spesifik untuk menyelesaikan masalahnya.
16.    Tunjukkanlah bahwa orang tua menerima anaknya, atas apa yang telah atau yang belum sang anak perbuat.
17.    Dukung anak Anda untuk menjaga komunikasi tetap terbuka. Lakukanlah dengan menerimanya dan memuji usahanya untuk berkomunikasi.

E.  Prinsip komunikasi pada anak-anak
1)   Usia Bayi (0-1 tahun)
     Prinsip komunikasi pada umumnya dapat dilakukan adalah dengan melalui gerakan-gerakan bayi,komunikasi pada bayi dapat dilakukan secara non verbalmenggunakan komunikasi non verbal dengan berprinsip sentuhan seperti mengusap, menggendong, memangku, dan lain-lain.
2)   Usia Todler dan Pra Sekolah (1-2,5 tahun, 2,5-5 tahun)
     Prinsip komunikasi yang dapat dilakukan adalah dengan memberi tahu apa yang terjadi pada dirinya, memberi kesempatan pada mereka untuk menyentuh alat pemeriksaan yang akan digunakan, menggunakan nada suara, bicara lambat, jika tidak dijawab harus diulang lebih jelas dengan pengarahan yang sederhana, hindarkan sikap mendesak untuk dijawab seperti kata-kata “jawab dong”, mengalihkan aktivitas saat komunikasi, memberikan mainan saat komunikasi dengan maksud anak mudah diajak komunikasi dimana kita dalam berkomunikasi dengan anak sebaiknya mengatur jarak, adanya kesadaran diri dimana kita harus menghindari konfrontasi langsung, duduk yang terlalu dekat dan berhadapan. Secara non verbal kita selalu memberi dorongan penerimaan dan persetujuan jika diperlukan, jangan sentuh anak tanpa disetujui dari anak, bersalaman dengan anak merupakan cara untuk menghilangkan perasaan cemas, menggambar, menulis atau bercerita dalam menggali perasaan dan fikiran anak si saat melakukan komunikasi.

3)   Usia Sekolah (5-11 tahun)
     Prinsip komunikasi yang dapat dilakukan pada usia sekolah ini adalah tetap masih memperhatikan tingkat kemampuan bahasa anak yaitu menggunakan kata-kata sederhana yang spesifik, menjelaskan sesuatu yang membuat ketidakjelasan pada anak atau sesuatu yang tidak diketahui, pada usia ini keingintahuan pada aspek fungsional dan prosedural dari objek tertentu sangat tinggi. Maka jelaskan arti, fungsi dan prosedurnya, maksud dan tujuan dari sesuatu yang ditanyakn secara jelas dan jangan menyakiti atau mengancam sebab ini akan membuat anak tidak mampu berkomunikasi secara efektif.

4)   Usia Remaja (11-18 tahun)
     Prinsip komunikasi yang dapat dilakukan pada usia ini adalah berdiskusi atau curah pendapat pada teman sebaya, hindari beberapa pertanyaan yang dapat menimbulkan rasa malu dan jaga kerahasiaan dalam komunikasi mengingat awal terwujudnya kepercayaan anak dan merupakan masa transisi dalam bersikap dewasa.

F.   Hambatan Komunikasi Pada Anak-Anak
       Anak anak mengalami gangguan perkembangan yang kompleks sehingga mereka juga disebut mengalami gangguan pervasif. Peeters (2004)
 mengartikan pervasif yaitu menderita kerusakan jauh di dalam meliputi keseluruhan dirinya. Istilah pervasif juga dilandasi oleh gangguan perkembangan yang diperlihatkan oleh anak anak.
Gangguan-gangguan itu hampir meliputi seluruh aspek kehidupannya,antara lain :  
a.      komunikasi interaksi sosial
§    Perkembangan bahasa lambat atau sama sekali tidak ada.
§   Anak tampak seperti tuli, sulit bicara, atau pernah bicara, tetapi kemudian sirna.
§   Kadang kata-kata yang digunakan tidak sesuai artinya.
§   Mengoceh tanpa arti berulang-ulang dengan bahasa yang tidak dapat dimengerti oleh orang lain.
§   Bicara tidak dipakai untuk alat berkomunikasi
§   Senang meniru atau membeo (echolalia)
§   Bila senang meniru, dapat hapal betul kata-kata atau nyanyian tapi tidak mengerti artinya.
§   Sebagian dari anak autis tidak bicara (non verbal) atau sedikit berbicara sampai usia dewasa.
§   Senang menarik-narik tangan orang lain untuk melakukan apa yang ia inginkan.


b.      Gangguan dalam sensoris
§   Sangat sensitif terhadap sentuhan, seperti tidak suka dipeluk.
§   Bila mendengar suara keras langsung menutup telinga.
§   Senang mencium-cium, menjilat mainan atau benda-benda.
§   Tidak sensitif terhadap rasa sakit atau rasa takut
c.       Pola bermain
§   Tidak bermain seperti anak-anak pada umumnya.
§   Tidak suka bermain dengan anak sebayanya.
§   Tidak kreatif dan tidak imajinatif.
§   Tidak bermain sesuai fungsinya, misalnya mobil-mobilan ,dielus-elus kemudian diciumi dan diputar-putar rodanya.
§   Senang pada benda-benda yang berputar, seperti kipas angin, roda,&  lain-lain.
§   Dapat sangat lekat dengan benda-benda tertentu kemudian dipegang terus dan dibawa kemana-mana.
d.      Perilaku khas
§   Dapat berperilaku berlebihan (hiperaktif) atau kekurangan (hipoaktif).
§   Memperlihatkan stimulasi diri, seperti bergoyang-goyang, mengepakkan tangan seperti burung, berputar-putar, mendekatkan pada pada layar TV, lari/berjalan bolak-balik, melakukan gerakan yang berulang-ulang.
§   Tidak suka pada perubahan.
§   Dapat duduk bingung dengan tatapan kosong
e.       Emosi
§   Sering marah-marah tanpa alasan yang jelas, tertawa-tawa, menangis tanpa alasan.
§   Temper tantrum (mengamuk tak terkendali) jika dilarang atau dipenuhi keinginannya.
§   Kadang-kandang suka menyerang dan merusak.
§   Kadang-kadang anak autis berperilaku menyakiti dirinya sendiri.
§   Tidak mempunyai empati dan tidak mengerti perasaan orang lain.
G. Faktor Yang Mempengaruhi Komunikasi Pada Anak-Anak Dan Keluarga

1.Faktor teknis
            Faktor yang bersifat teknis yaitu kurangnya penguasaan teknis komunikasi. Teknik komunikasi mencakup .unsur-unsur yang ada dalam komunikator dikala mengungkapkan pesan menjadi lambang-lambang. kejelian dalam memilih saluran, metode penyampaian pesan.

2.Faktor perilaku
            Bentuk dari perilaku yang dimaksud adalah perilaku komunikan yang bersifat : pandangan yang bersifat apriori, prasangka yang didasarkan atas emosi, suasana yang otoriter, ketidak mampuan untuk berubah walaupun salah, sifat yang egosentris.

3.Faktor situasional
            Kondisi dan situasi yang menghambat komunikasi misalnya situasi ekonomi, sosial, politik dan keamanan

4.Keterbatasan waktu
            Sering karena keterbatasan waktu orang tidak berkomunikasi, atau berkomunikasi secara tergesa-gesa, yang tentunya tidak akan bias memenuhi persyaratan-persyaratan komunikasi.

5.Jarak Psychologis/status social
            Jarak psychologis biasanya terjadi akibat adanya perbedaan status, yaitu
status sosial maupun status dalam pekerjaan. Misalnya, seorang pesuruh akan sulit berkomunikasi dengan seorang menteri karena ada jarak psichologis yaitu pesuruh merasa statusnya terlalu jauh terhadap menteri. Selanjutnya, ada orang yang hanya ingin mendengar informasi yang dia senangi saja, sedangkan informasi lainnya tidak.

6.Adanya evaluasi terlalu dini
            Seringkali orang sudah mempunyai prasangka, atau sudah menarik suatu
kesimpulan sebelum menerima keseluruhan informasi atau pesan. Hal ini jelas menghambat komunikasi yang baik.

7.Lingkungan yang tidak mendukung
            Komunikasi interpersonal akan lebih efektif jika dilakukan dalam lingkungan yang menunjang, berikut ini beberapa contoh suasana lingkungan yang tidak menunjang atau mendukung yaitu :
• Keadaan suhu (terlalu panas atau terlalu dingin)
• Keadaan ribut atau bising
• Lingkungan fisik yang tidak mendukung (ruang terlalu sempit/kurang keleluasaan pribadi)


8.Keadaan si komunikator
            Keadaan fisik dan perasaan komunikator sangat berpengaruh terhadap berhasil atau gagalnya komunikasi. Misalnya :
v Komunikator sedang mempunyai masalah pribadi hingga pikiran kacau. Hal ini akan mengakibatkan pesan yang disampaikannya juga kacau, tidak sistematis hingga membingungkan pendengar/sasaran.
v Komunikator sedang sakit, juga mempengaruhi komunikasi, atau kalau komunikator mempunyai cacat seperti suara sengau. gagap dan sebagainya akan mengakibatkan pesan yang disampaikan tidak jelas tertangkap oleh sasaran.

H.  Implikasi Komunikasi  keperawatan
            Implikasi komunikasi dalam keperawatan sangat penting bagi perawat mengingat berbagai pengkajian atau pemeriksaan pada klien dapat dilakukan melalui komunikasi di antaranya implikasi yang dapat dilakukan adalah:
1.    Ajak berbicara lebih dahulu dengan orang tua sebelum berkomunikasi dengan anak atau mengkaji anak dengan menjalin hubungan dalam tindakan keperawatan.
2.    Lakukan kontak dengan anak dengan mengawali bercerita atau teknik lain agar anak mau berkomunikasi
3.      Berikan maianan sebelum masuk ke dalam pembicaraan inti.
4.    Berikan kesempatan pada anak untuk memilih tempat pemeriksaan yang diinginkan sambil duduk, berdiri atau tidur.
5.    Lakukan pemeriksaan dari sederhana ke kompleks, pemeriksaan yang berdampak trauma lakukan diakhir pemeriksaan.
6.    Hindari pemeriksaan yang menimbulkan ketakutan pada anak dan beri kesempatan untuk memegang alat periksa

I.     Beberapa Tips Untuk Berkomunikasi Dengan Anak Dilansir Dalam Boldsky

a.       .Mendengarkan anak-anak Anda. Biarkan mereka tahu bahwa Anda tertarik untuk mengetahui tentang mereka. Meminta mereka apa yang terjadi di sekolah dan berbagi bagaimana kegiatannya hari itu. Jangan berpaling kepada televisi, koran, atau telepon ketika mereka mulai berbicara.
b.      Berbicara dengan mereka. Berhenti berdebat di jaringan sosial dan berbicara dengan anak Anda tentang permainan favorit nya, kartun atau buku. Anda akan terkejut melihat bagaimana mereka akan bercerita.
c.       Memberikan mereka waktu untuk menjawab. Anak-anak mungkin diperlukan beberapa waktu untuk memproses dan memahami apa yang Anda katakan.
d.       Komputer dan internet telah menjadi bagian yang tak terelakkan dari kehidupan sehari-hari. Kini, anak-anak tumbuh dewasa bersama komputer dan internet. Cobalah sesekali menyiapkan waktu luang  Anda untuk anak-anak. Waktu ini akan terasa lebih dari bermainvideo game.
e.       Komunikasi yang sederhana dan jelas. Jangan membuat anak-anak bingung antara sikap dan kata-kata. Gerakan sama pentingnya dengan kata-kata untuk anak-anak, sederhanakan bahasa Anda, jangan samakan anak-anak dengan rekan bisnis Anda saat menjalin komunikasi.
f.       Menghargai prestasi mereka. Selalu berikan penghargaan pada mereka disetiap prestasi yang mereka raih sekecil apapun, ini dapat membuat hubungan komunikasi yang baik bagi Anda dan anak.
g.      Komunikasi harus selalu menjadi sesuatu yang memotivasi anak Anda. Membuat mereka merasa aman. Memberi mereka kebebasan penuh namun tetap tearah dengan komunikasi yang tidak mengajarkan namun memotivasi anak.
h.      Saat memberikan instruksi, ingatlah untuk tetap positif. Sebagai contoh, Jangan pernah mengatakan  "John, jangan mengambil buku itu" Anda dapat menggantinya dengan "John, tetap buku itu ada di tempat."
i.        Menanggapi dengan kesabaran. Berpikir dengan pikiran anak-anak setelah mendengarkan mereka. Luangkan waktu untuk berpikir tentang apa yang anak Anda ingin sampaikan dan merespon dengan cara lembut tapi tetap peduli.
j.         Tidak pernah menggunakan kata-kata penyalahgunaan di depan anak-anak. Tidak membahas masalah-masalah keluarga di depan anak-anak jika mereka tidak cukup baik untuk menerimanya secara positif.


DAFTAR PUSTAKA

Hidayat, Aziz Alimul. 2005. Pengantar Ilmu Keperawatan anak 1. Salemba Medika: Surabaya.
Graeff, AJudith, dkk. 1996 . Komunikasi dalam kesehatan dan perubahan perilaku. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.
Saifulloh 2002. Mencerdaskan anak . Jombang : Lintas Media
Winarno, F.G. 1992. Kimia Pangan dan Gizi. PT Gramedia Pustaka Utama: Jakarta
Widya. 2004. Karya Nasional Pangan dan Gizi : Jakarta
Hidayat, Aiziz Alimul. 2006. Pengantar Ilmu keperawatan Anak. Buku 1. jakarta: Salemba MedikaSacharin, Rosa M. 1996.Prinsip Keperawatan Pediatrik. Edisi 2. Jakarta: EGC
Wong, Donna L. 2003. Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik. Edisi 4. jakarta: EGC.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar