A. Definisi
Komunikasi adalah kontak atau hubungan atau penyampaian berita atau penerimaan
berita yang dilakukan oleh dua orang atau lebih yang memungkinkan pesan atau
berita itu biasa diterima atau dipahami.
Komunikasi terapeutik adalah hubungan interpersonal perawat-klien (anak)
merupakan proses belajar bersama dalam rangka memperbaiki pengalaman emosional
klien. Secara umum komunikasi kesehatan merupakan upaya sistematis yang secara
positif mempengarui praktek-praktek kesehatan populasi besar sasaran utama
Keluarga
merupakan orang yang paling dekat dan paling bertanggung jawab terhadap
perilaku masa depan anak khususnya untuk anak usia 5 hingga 12 tahun. Karena
dari keluargalah anak belajar membentuk emosi dan karakter dirinya sendirinya.
Jadi, sangat penting menjaga hubungan komunikasi keluarga dan perkembangan
emosi anak usia 5-12 tahun demi tercipta masa depan yang baik dan damai.
Komunikasi pada anak merupakan bagian penting dalam membangun kepercayaan diri
kita dengan anak. Melalui komunikasi akan terjalin rasa percaya, rasa kasih
sayang, dan selanjutnya anak akan merasa memiliki suatu penghargaan pada dirinya.
Banyak ahli komunikasi memberikan pengertian tentang komunikasi seperti
komunikasi merupak pengiriman atau tukar menukar informasi, ide atau lainnya
yang dapat memberikan suatu pengetahuan tentang ide atau informasi yang
disampaikan. Melalui pengertian tersebut terdapat istilah pertukaran informasi
yang berarti dalam komunikasi melibatkan lebih dari satu orang dalam
menyampaikan informasi, atau ide yang ada.sehingga istilah komunikasi banyak
dikaitkan dengan istilah terapeutik atau dikenal dengan nama komunikasi
terapeutik yang menurut Stuart dan Sundeen tahun 1987 merupakan suatu cara
untuk membina hubungan yang terapeutik yang diperlukan untuk pertukaran
informasi dan perasaan, yang dapat mempengaruhi perilaku orang lain, mengingat
keberhasilan tindakan keperawatan tergantung kepada proses komunikasi.
Sedangkan secara umum komunikasi anak merupakan proses pertukaran informasi
yang disampaikan oleh anak kepada orang lain dengan harapan orang yang diajak
dalam pertukaran informasi tersebut mampu memenuhi kebutuhannya. Dalam tinjauan
ilmu keperawatan anak, anak merupakan seseorang yang membutuhkan suatu
perhatian dan kasih sayang, sebagai kebutuhan khusus anak yang dapat dipenuhi
dengan cara komunikasi baik secara verbal maupun nonverbal yang dapat
menumbuhkan kepercayaan pada anak sehingga tujuan komunikasi dapat tercapai.
B. Tekhnik Komunikasi secara umum
1. Melalui orang lain atau pihak ketiga
Menghindari
berkomunikasi langsung dengan melibatkan orangtua secara langsung yang berada
di sampingnya.Selain itu dapat digunakan dengan mengomentari tentang mainan,
baju yang sedang dipakainya serta lainnya, dengan catatan tidak langsung pada
pokok pembicaraan.
2. Bercerita
Dengan cara ini, pesan
yang akan disampaikan dengan mudah dapat diterima oleh anak mengingat anak
sangat suka dengan cerita, tetapi cerita yang disampaikan hendaknya sesuai
dengan pesan yang disampikan yang dapat diekspresikan melalui tulisan atau
gambar.
3. Memfasilitasi
Dalam memfasilitasi,
kita harus mampu mengekspresikan perasaan dan tidak boleh dominan, tetapi anak
harsanak harus diberikan respon terhadap pesan yang disampaikan melalui
mendengarkan dengan penuh perhatian.
4. Biblioterapi
Pemberian buku atau
majalah dapat digunakan untuk mengekspresikan perasaan. Dengan menceritakan isi
buku atau majalah sesuai dengan pesan yang ingin disampaikan kepada anak.
5. Meminta untuk menyebutkan keinginan
Meminta anak untuk
menyebutkan keinginan sehingga dapat diketahui berbagai keluhan yang didapatkan
dan keinginan tersebut dapat menunjukkan perasaan dan pikiran saat itu.
6. Pilihan pro dan kontra
Mengajukan pada
situasi yang menunjukkan pilihan positif dan negatif sesuai dengan pendapat
anak
7. Penggunaan skala
Penggunan skala atau
peringkat ini dapat digunakan dalam mengungkapkan perasaan sakit pada
anak,cemas,sedih dan lain-lain dengan menganjurkan anak untuk mengekspresikan
perasaannya.
8. Menulis
Melalui tehnik ini
anak dapat mengekspresikan dirinya baik pada keadaan sedih, marah atau yang
lainnyadan biasanya banyak dilakukan pada anak yang jengkel, marah dan diam.
9. Menggambar
Menggambar juga dapat
digunakan untuk mengungkapkan ekspresinya, perasaan jengkel marah biasanya
dapat diungkapkan melalui gambar dan anak akan mengungkapkannya apabila ditanyakan
tentang maksud dari gambarnya.
10. Bermain
Merupakan alat efektif
dalam membantu anak untuk berkomunukasi, hubungan interpersonal antara anak,
perawat dan orang di sekitarnya dapat terjalin, dan pesan-pesan dapat
disampaikan.
C. Tehnik komunikasi pada anak-anak sampai remaja
1 Usia Bayi (0-1 tahun)
Komunikasi pada bayi yang umumnya dapat dilakukan adalah dengan melalui
gerakan-gerakan bayi, gerakan tersebut sebagai alat komunikasi yang efektif, di
samping itu komunikasi pada bayi dapat dilakukan secara non verbal.
Perkembangan komunikasi pada bayi dapat dimulai dengan kemampuan bayi untuk
melihat sesuatu yang menarik, ketika bayi digerakkan maka bayi akan berespons
untuk mengeluarkan suara-suara bayi. Perkembangan komunikasi pada bayi tersebut
dapat dimulai pada usia minggu ke delapan dimana bayi sudah mampu untuk melihat
objek atau cahaya, kemudian pada minggu kedua belas sudah mulai melakukan
tersenyum. Pada usia ke enam belas bayi sudah mulai menolehkan kepala pada
suara yang asing bagi dirinya. Pada pertengahan tahun pertama bayi sudah mulai
mengucapkan kata-kata awal seperti ba-ba, da-da, dan lain-lain. Pada bulan ke
sepuluh bayi sudah bereaksi terhadap panggilan terhadap namanya, mampu melihat
beberapa gambar yang terdapat dalam buku. Pada akhir tahun pertama bayi sudah
mampu mengucapkan kata-kata yang spesifik antara dua atau tiga kata.
Selain melakukan
komunikasi seperti di atas terdapat cara komunikasi yang efektif pada bayi
yakni dengan cara menggunakan komunikasi non verbal dengan tehnik sentuhan
seperti mengusap, menggendong, memangku, dan lain-lain.
2 Usia Todler dan Pra Sekolah (1-2,5 tahun,
2,5-5 tahun)
Perkembangan
komunikasi pada usia ini dapat ditunjukkan dengan perkembangan bahasa anak
dengan kemampuan anak sudah mampu memahami kurang lebih sepuluh kata, pada
tahun ke dua sudah mampu 200-300 kata dan masih terdengan kata-kata ulangan.
3 Usia Sekolah (5-11 tahun)
Perkembangan
komunikasi pada anak usia ini dapat dimulai dengan kemampuan anak mencetak, menggambar,
membuat huruf atau tulisan yang besar dan apa yang dilaksanakan oleh anak
mencerminkan pikiran anak dan kemampuan anak membaca disini sudah muncul, pada
usia ke delapan anak sudah mampu membaca dan sudah mulai berfikir tentang
kehidupan.
4 Usia Remaja (11-18 tahun)
Perkembangan
komunikasi pada usia remaja ini ditunjukkan dengan kemampuan berdiskusi atau
berdebat dan sudah mulai berpikir secara konseptual, sudah mulai menunjukkan
perasaan malu, pada anak usia sering kali merenung kehidupan tentang masa depan
yang direfleksikan dalam komunikasi. Pada usia ini pola pikir sudah mulai
menunjukkan ke arah yang lebih positif, terjadi konseptualisasi mengingat masa
ini adalah masa peralihan anak menjadi dewasa
D. Prinsip Komunikasi secara umum pada anak-anak
1. Biarkan anak-anak mengetahui bahwa orangtua
tertarik, ingin terlibat dan akan membantu ketika anak membutuhkannya.
2. Matikan televisi atau berhenti membaca koran
ketika anak Anda ingin mengajak ngobrol.
3. Hindari mengangkat telepon ketika sang anak
mempunyai sesuatu yang penting untuk diberitahukan.
4. Ada orang lain yang ingin ikut mengobrol
bersama, jagalah agar percakapan Anda dengan si kecil tetap privat. Komunikasi
yang paling baik akan tercipta jika hanya ada orangtua dan anak-anak, tak ada
orang lain yang terlibat.
5. Mempermalukan sang anak atau membuatnya merasa
canggung di depan orang banyak akan menimbulkan kejengkelan dan pertengkaran,
bukan komunikasi yang baik.
6. Jangan berbicara dengan nada tinggi pada anak
Anda. Turunkan nada bicara Anda untuk menyeimbangi pembicaraan dengan Si Kecil.
7. Jika orang tua marah terhadap perilaku
atau sebuah kejadian yang menimpa anak, jangan memulai percakapan sampai
kemarahan Anda mereda, karena orangtua tidak akan bersifat objektif sampai
kemarahannya reda. Lebih baik tunggu sebentar, tenangkan diri Anda, kemudian
baru berbicara dengan Si Kecil.
8. Jika orang tua sangat lelah, maka orang tua
harus memberikan usaha yang lebih untuk menjadi seorang pendengar aktif.
Menjadi pendengar aktif adalah sebuah kerja keras dan sangat susah dilakukan
ketika tubuh dan pikiran anda sangat lelah.
9. Dengarkan secara hati-hati dan sopan. Jangan
memotong pembicaraan anak ketika Si Kecil sedang menceritakan kisahnya.
Berusahalah untuk bersikap sopan kepada anak-anak sama dengan yang kita lakukan
kepada teman baik kita.
10. Jangan keluar dari topik pembicaraan, ketika
anak-anak sedang menguraikan benang merah dari sebuah cerita dan jangan pernah
membiarkan anak-anak mengembangkan tema sendiri. Ini adalah reaksi orangtua
terhadap kejadian yang kebetulan terjadi di luar pengawasan orangtua, ketika Si
Kecil mulai bercerita tentang apa yang terjadi, biasanya orangtua berkata,
"Aku tidak peduli dengan apa yang mereka lakukan, tapi sebaiknya kamu
tidak terlibat dengan hal-hal seperti itu."
11. Jangan tanya kenapa, tetapi tanyakanlah apa
yang terjadi.
12. Ketika orang tua mempunyai pengetahuan
terhadap suatu situasi, jelaskan pada
anak- anak tentang informasi yang
Anda tahu atau telah diberitahu.
13. Tetaplah berbicara dengan pembawaan yang
dewasa (“Berbicaralah ketika aku sudah
selesai.” “Aku tahu apa yang terbaik
untukmu.” “Lakukanlah apa yang kukatakan dan masalahmu akan terselesaikan”)
perkecil fekuensi berkhotbah dan berbicara tentang moral karena itu tidak akan
membantu menciptakan komunikasi yang baik dan terbuka.
14. Jangan menggunakan kata-kata yang
merendahkan, seperti: bodoh, malas dalam pernyataan-pernyataan: “Dasar bodoh,
hal itu tidak masuk akal sama sekali” atau “Apa yang kamu tahu, kamu hanyalah
seorang anak kecil.”
15. Bantulah sang anak dalam merencanakan beberapa
tahap-tahap spesifik untuk menyelesaikan masalahnya.
16. Tunjukkanlah bahwa orang tua menerima anaknya,
atas apa yang telah atau yang belum sang anak perbuat.
17. Dukung anak Anda untuk menjaga komunikasi
tetap terbuka. Lakukanlah dengan menerimanya dan memuji usahanya untuk
berkomunikasi.
E. Prinsip komunikasi pada anak-anak
1) Usia Bayi (0-1 tahun)
Prinsip komunikasi pada umumnya dapat
dilakukan adalah dengan melalui gerakan-gerakan bayi,komunikasi pada bayi dapat dilakukan secara
non verbal, menggunakan komunikasi
non verbal dengan berprinsip sentuhan seperti mengusap, menggendong, memangku,
dan lain-lain.
2) Usia Todler dan Pra Sekolah (1-2,5 tahun,
2,5-5 tahun)
Prinsip komunikasi yang dapat dilakukan
adalah dengan memberi tahu apa yang terjadi pada dirinya, memberi kesempatan
pada mereka untuk menyentuh alat pemeriksaan yang akan digunakan, menggunakan
nada suara, bicara lambat, jika tidak dijawab harus diulang lebih jelas dengan
pengarahan yang sederhana, hindarkan sikap mendesak untuk dijawab seperti
kata-kata “jawab dong”, mengalihkan aktivitas saat komunikasi, memberikan mainan
saat komunikasi dengan maksud anak mudah diajak komunikasi dimana kita dalam
berkomunikasi dengan anak sebaiknya mengatur jarak, adanya kesadaran diri
dimana kita harus menghindari konfrontasi langsung, duduk yang terlalu dekat
dan berhadapan. Secara non verbal kita selalu memberi dorongan penerimaan dan
persetujuan jika diperlukan, jangan sentuh anak tanpa disetujui dari anak,
bersalaman dengan anak merupakan cara untuk menghilangkan perasaan cemas,
menggambar, menulis atau bercerita dalam menggali perasaan dan fikiran anak si
saat melakukan komunikasi.
3) Usia Sekolah (5-11 tahun)
Prinsip komunikasi yang dapat dilakukan
pada usia sekolah ini adalah tetap masih memperhatikan tingkat kemampuan bahasa
anak yaitu menggunakan kata-kata sederhana yang spesifik, menjelaskan sesuatu
yang membuat ketidakjelasan pada anak atau sesuatu yang tidak diketahui, pada
usia ini keingintahuan pada aspek fungsional dan prosedural dari objek tertentu
sangat tinggi. Maka jelaskan arti, fungsi dan prosedurnya, maksud dan tujuan
dari sesuatu yang ditanyakn secara jelas dan jangan menyakiti atau mengancam
sebab ini akan membuat anak tidak mampu berkomunikasi secara efektif.
4) Usia Remaja (11-18
tahun)
Prinsip komunikasi yang dapat dilakukan
pada usia ini adalah berdiskusi atau curah pendapat pada teman sebaya, hindari
beberapa pertanyaan yang dapat menimbulkan rasa malu dan jaga kerahasiaan dalam
komunikasi mengingat awal terwujudnya kepercayaan anak dan merupakan masa
transisi dalam bersikap dewasa.
F. Hambatan Komunikasi Pada Anak-Anak
Anak anak mengalami gangguan perkembangan yang kompleks sehingga mereka juga
disebut mengalami gangguan pervasif. Peeters (2004)
mengartikan
pervasif yaitu menderita kerusakan jauh di dalam meliputi keseluruhan dirinya.
Istilah pervasif juga dilandasi oleh gangguan perkembangan yang diperlihatkan
oleh anak anak.
Gangguan-gangguan itu
hampir meliputi seluruh aspek kehidupannya,antara lain :
a. komunikasi interaksi sosial
§ Perkembangan bahasa lambat atau sama sekali
tidak ada.
§ Anak tampak seperti
tuli, sulit bicara, atau pernah bicara, tetapi kemudian sirna.
§ Kadang kata-kata yang
digunakan tidak sesuai artinya.
§ Mengoceh tanpa arti
berulang-ulang dengan bahasa yang tidak dapat dimengerti oleh orang lain.
§ Bicara tidak dipakai
untuk alat berkomunikasi
§ Senang meniru atau
membeo (echolalia)
§ Bila senang meniru,
dapat hapal betul kata-kata atau nyanyian tapi tidak mengerti artinya.
§ Sebagian dari anak
autis tidak bicara (non verbal) atau sedikit berbicara sampai usia dewasa.
§ Senang menarik-narik
tangan orang lain untuk melakukan apa yang ia inginkan.
b. Gangguan dalam sensoris
§ Sangat sensitif
terhadap sentuhan, seperti tidak suka dipeluk.
§ Bila mendengar suara
keras langsung menutup telinga.
§ Senang mencium-cium,
menjilat mainan atau benda-benda.
§ Tidak sensitif
terhadap rasa sakit atau rasa takut
c. Pola bermain
§ Tidak bermain seperti
anak-anak pada umumnya.
§ Tidak suka bermain
dengan anak sebayanya.
§ Tidak kreatif dan
tidak imajinatif.
§ Tidak bermain sesuai
fungsinya, misalnya mobil-mobilan ,dielus-elus kemudian diciumi dan
diputar-putar rodanya.
§ Senang pada
benda-benda yang berputar, seperti kipas angin, roda,& lain-lain.
§ Dapat sangat lekat
dengan benda-benda tertentu kemudian dipegang terus dan dibawa kemana-mana.
d. Perilaku khas
§ Dapat berperilaku
berlebihan (hiperaktif) atau kekurangan (hipoaktif).
§ Memperlihatkan
stimulasi diri, seperti bergoyang-goyang, mengepakkan tangan seperti burung,
berputar-putar, mendekatkan pada pada layar TV, lari/berjalan bolak-balik,
melakukan gerakan yang berulang-ulang.
§ Tidak suka pada
perubahan.
§ Dapat duduk bingung
dengan tatapan kosong
e. Emosi
§ Sering marah-marah tanpa
alasan yang jelas, tertawa-tawa, menangis tanpa alasan.
§ Temper tantrum
(mengamuk tak terkendali) jika dilarang atau dipenuhi keinginannya.
§ Kadang-kandang suka
menyerang dan merusak.
§ Kadang-kadang anak
autis berperilaku menyakiti dirinya sendiri.
§ Tidak mempunyai empati
dan tidak mengerti perasaan orang lain.
G. Faktor Yang
Mempengaruhi Komunikasi Pada Anak-Anak Dan Keluarga
1.Faktor teknis
Faktor yang bersifat teknis yaitu kurangnya penguasaan teknis komunikasi.
Teknik komunikasi mencakup .unsur-unsur yang ada dalam komunikator dikala
mengungkapkan pesan menjadi lambang-lambang. kejelian dalam memilih saluran,
metode penyampaian pesan.
2.Faktor perilaku
Bentuk dari perilaku yang dimaksud adalah perilaku komunikan yang bersifat :
pandangan yang bersifat apriori, prasangka yang didasarkan atas emosi, suasana
yang otoriter, ketidak mampuan untuk berubah walaupun salah, sifat yang
egosentris.
3.Faktor situasional
Kondisi dan situasi yang menghambat komunikasi misalnya situasi ekonomi,
sosial, politik dan keamanan
4.Keterbatasan waktu
Sering karena keterbatasan waktu orang tidak berkomunikasi, atau berkomunikasi
secara tergesa-gesa, yang tentunya tidak akan bias memenuhi persyaratan-persyaratan
komunikasi.
5.Jarak Psychologis/status social
Jarak psychologis biasanya terjadi akibat adanya perbedaan status, yaitu
status sosial maupun status dalam pekerjaan. Misalnya, seorang pesuruh akan sulit berkomunikasi dengan seorang menteri karena ada jarak psichologis yaitu pesuruh merasa statusnya terlalu jauh terhadap menteri. Selanjutnya, ada orang yang hanya ingin mendengar informasi yang dia senangi saja, sedangkan informasi lainnya tidak.
status sosial maupun status dalam pekerjaan. Misalnya, seorang pesuruh akan sulit berkomunikasi dengan seorang menteri karena ada jarak psichologis yaitu pesuruh merasa statusnya terlalu jauh terhadap menteri. Selanjutnya, ada orang yang hanya ingin mendengar informasi yang dia senangi saja, sedangkan informasi lainnya tidak.
6.Adanya evaluasi terlalu dini
Seringkali orang sudah mempunyai prasangka, atau sudah menarik suatu
kesimpulan sebelum menerima keseluruhan informasi atau pesan. Hal ini jelas menghambat komunikasi yang baik.
kesimpulan sebelum menerima keseluruhan informasi atau pesan. Hal ini jelas menghambat komunikasi yang baik.
7.Lingkungan yang
tidak mendukung
Komunikasi interpersonal akan lebih efektif jika dilakukan dalam lingkungan
yang menunjang, berikut ini beberapa contoh suasana lingkungan yang tidak
menunjang atau mendukung yaitu :
• Keadaan suhu
(terlalu panas atau terlalu dingin)
• Keadaan ribut atau
bising
• Lingkungan fisik yang
tidak mendukung (ruang terlalu sempit/kurang keleluasaan pribadi)
8.Keadaan si
komunikator
Keadaan fisik dan perasaan komunikator sangat berpengaruh terhadap berhasil
atau gagalnya komunikasi. Misalnya :
v Komunikator sedang mempunyai masalah pribadi hingga pikiran
kacau. Hal ini akan mengakibatkan pesan yang disampaikannya juga kacau, tidak
sistematis hingga membingungkan pendengar/sasaran.
v Komunikator sedang sakit, juga mempengaruhi komunikasi, atau
kalau komunikator mempunyai cacat seperti suara sengau. gagap dan sebagainya
akan mengakibatkan pesan yang disampaikan tidak jelas tertangkap oleh sasaran.
H. Implikasi Komunikasi keperawatan
Implikasi komunikasi dalam keperawatan sangat penting bagi perawat mengingat
berbagai pengkajian atau pemeriksaan pada klien dapat dilakukan melalui
komunikasi di antaranya implikasi yang dapat dilakukan adalah:
1. Ajak berbicara lebih dahulu dengan orang tua
sebelum berkomunikasi dengan anak atau mengkaji anak dengan menjalin hubungan dalam
tindakan keperawatan.
2. Lakukan kontak dengan anak dengan mengawali
bercerita atau teknik lain agar anak mau berkomunikasi
3. Berikan maianan sebelum masuk ke dalam pembicaraan inti.
4. Berikan kesempatan pada anak untuk memilih
tempat pemeriksaan yang diinginkan sambil duduk, berdiri atau tidur.
5. Lakukan pemeriksaan dari sederhana ke
kompleks, pemeriksaan yang berdampak trauma lakukan diakhir pemeriksaan.
6. Hindari pemeriksaan yang menimbulkan ketakutan
pada anak dan beri kesempatan untuk memegang alat periksa
I. Beberapa Tips Untuk Berkomunikasi Dengan Anak
Dilansir Dalam Boldsky
a. .Mendengarkan anak-anak Anda. Biarkan mereka
tahu bahwa Anda tertarik untuk mengetahui tentang mereka. Meminta mereka apa
yang terjadi di sekolah dan berbagi bagaimana kegiatannya hari itu. Jangan
berpaling kepada televisi, koran, atau telepon ketika mereka mulai berbicara.
b. Berbicara dengan mereka. Berhenti berdebat di
jaringan sosial dan berbicara dengan anak Anda tentang permainan favorit nya,
kartun atau buku. Anda akan terkejut melihat bagaimana mereka akan bercerita.
c. Memberikan mereka waktu untuk menjawab.
Anak-anak mungkin diperlukan beberapa waktu untuk memproses dan memahami apa
yang Anda katakan.
d. Komputer dan internet telah menjadi
bagian yang tak terelakkan dari kehidupan sehari-hari. Kini, anak-anak tumbuh
dewasa bersama komputer dan internet. Cobalah sesekali menyiapkan waktu luang
Anda untuk anak-anak. Waktu ini akan terasa lebih dari bermainvideo
game.
e. Komunikasi yang sederhana dan jelas. Jangan
membuat anak-anak bingung antara sikap dan kata-kata. Gerakan sama pentingnya
dengan kata-kata untuk anak-anak, sederhanakan bahasa Anda, jangan samakan
anak-anak dengan rekan bisnis Anda saat menjalin komunikasi.
f. Menghargai prestasi mereka. Selalu berikan
penghargaan pada mereka disetiap prestasi yang mereka raih sekecil apapun, ini
dapat membuat hubungan komunikasi yang baik bagi Anda dan anak.
g. Komunikasi harus selalu menjadi sesuatu yang
memotivasi anak Anda. Membuat mereka merasa aman. Memberi mereka kebebasan
penuh namun tetap tearah dengan komunikasi yang tidak mengajarkan namun
memotivasi anak.
h. Saat memberikan instruksi, ingatlah untuk
tetap positif. Sebagai contoh, Jangan pernah mengatakan "John,
jangan mengambil buku itu" Anda dapat menggantinya dengan "John,
tetap buku itu ada di tempat."
i. Menanggapi dengan kesabaran. Berpikir dengan
pikiran anak-anak setelah mendengarkan mereka. Luangkan waktu untuk berpikir
tentang apa yang anak Anda ingin sampaikan dan merespon dengan cara lembut tapi
tetap peduli.
j. Tidak pernah menggunakan kata-kata
penyalahgunaan di depan anak-anak. Tidak membahas masalah-masalah keluarga di
depan anak-anak jika mereka tidak cukup baik untuk menerimanya secara positif.
DAFTAR PUSTAKA
Hidayat, Aziz Alimul.
2005. Pengantar Ilmu Keperawatan anak 1. Salemba Medika: Surabaya.
Graeff, AJudith, dkk.
1996 . Komunikasi dalam kesehatan dan perubahan perilaku. Yogyakarta : Gadjah Mada
University Press.
Saifulloh 2002.
Mencerdaskan anak . Jombang : Lintas Media
Winarno, F.G. 1992.
Kimia Pangan dan Gizi. PT Gramedia Pustaka Utama: Jakarta
Widya. 2004. Karya Nasional Pangan dan Gizi : Jakarta
Widya. 2004. Karya Nasional Pangan dan Gizi : Jakarta
Hidayat, Aiziz Alimul.
2006. Pengantar Ilmu keperawatan Anak. Buku 1. jakarta: Salemba MedikaSacharin,
Rosa M. 1996.Prinsip Keperawatan Pediatrik. Edisi 2. Jakarta: EGC
Wong, Donna L. 2003. Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik. Edisi 4. jakarta: EGC.
Wong, Donna L. 2003. Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik. Edisi 4. jakarta: EGC.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar