Kamis, 17 Juli 2014


makalah TB paru
BAB I
PENDAHULUAN

A.     LATAR BELAKANG
Tuberkulosis merupakan infeksi bakteri yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis (TB). WHO melaporkan ada 3 juta orang meninggal  akibat TB tiap tahun dan diperkirakan 5000 orang tiap harinya. Penderita baru terdapat  9 juta tiap tahunnya dan  75% kasus kematian dan kesakitan di masyarakat diderita oleh orang-orang pada umur produktif dari 15 sampai 54 tahun. Kematian TB di negara-negara miskin  mencapai  25% dari seluruh kematian yang sebenarnya dapat dicegah.
Micobacterium tuberculosis (TB) telah menginfeksi sepertiga penduduk dunia, menurut WHO sekitar 8 juta penduduk dunia diserang TB dengan kematian 3 juta orang per tahun (WHO, 1993). Di negara berkembang kematian ini merupakan 25% dari kematian penyakit yang sebenarnya dapat diadakan pencegahan. Diperkirakan 95% penderita TB berada di negara-negara berkembang Dengan munculnya epidemi HIV/AIDS di dunia jumlah penderita TB akan meningkat. Kematian wanita karena TB lebih banyak dari pada kematian karena kehamilan, persalinan serta nifas (WHO). WHO mencanangkan keadaan darurat global untuk penyakit TB pada tahun 1993 karena diperkirakan sepertiga penduduk dunia telah terinfeksi kuman TB.
Di Indonesia TB kembali muncul sebagai penyebab kematian utama setelah penyakit jantung dan saluran pernafasan. Penyakit TB paru, masih menjadi masalah kesehatan masyarakat. Hasil survey kesehatan rumah tangga (SKRT) tahun 1995 menunjukkan bahwa tuberkulosis merupakan penyebab kematian nomor 3 setelah penyakit kardiovaskuler dan penyakit saluran pernapasan pada semua golongan usia dan nomor I dari golongan infeksi. Antara tahun 1979 - 1982 telah dilakukan survey prevalensi di 15 propinsi dengan hasil 200-400 penderita tiap 100.000 penduduk. Daerah Asia Tenggara menanggung bagian yang terberat dari beban TB global yakni sekitar 38% dari kasus TB dunia. Dengan munculnya HIV/AIDS di dunia, diperkirakan penderita TB akan meningkat ( Depkes RI, 2002 ).
Diperkirakan setiap tahun 450.000 kasus baru TB dimana sekitar 1/3 penderita terdapat disekitar puskesmas, 1/3 ditemukan di pelayanan rumah sakit/klinik pemerintah dan swasta, praktek swasta dan sisanya belum terjangku unit pelayanan kesehatan. Sedangkan kematian karena TB diperkirakan 175.000 per tahun.
Penyakit TB menyerang sebagian besar kelompok usia kerja produktif, penderita TB kebanyakan dari kelompok sosio ekonomi rendah. Dari 1995-1998, cakupan penderita TB Paru dengan strategi DOTS (Directly Observed Treatment Shortcourse Chemotherapy) -atau pengawasan langsung menelan obat jangka pendek/setiap hari- baru mencapai 36% dengan angka kesembuhan 87%. Sebelum strategi DOTS (1969-1994) cakupannya sebesar 56% dengan angka kesembuhan yang dapat dicapai hanya 40-60%. Karena pengobatan yang tidak teratur dan kombinasi obat yang tidak cukup dimasa lalu kemungkinan telah timbul kekebalan kuman TB terhadap OAT (obat anti tuberkulosis) secara meluas atau multi drug resistance (MDR).

B.    TUJUAN
1.  Untuk mengetahui Pengertian TB Paru
2.  Untuk mengetahui Patogenesis TB Paru
3.  Untuk mengetahui Cara Penularan
4.  Untuk mengetahui Cara Penyebaran
5.  Untuk mengetahui Masa inkubasi
6.  Untuk mengetahui Resiko penularan
7.  Untuk mengetahui Gejala TB Paru
8.  Untuk mengetahui Diagnosa TB Paru

C. MANFAAT
Untuk menambah ilmu pengetahuan dan wawasan serta informasi mengenai penyakit TB Paru kepada setiap masyarakat secara universal serta memperdalam kajian epidemologi penyakit menular khususnya pada mahasiswa jurusan epidemologi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.     PENGERTIAN TUBERKULOSIS
1.    Tuberkulosis adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman TB (Mycobacterium Tuberculosis), sebagian besar kuman TB menyerang Paru, tetapi dapat juga mengenai organ tubuh lainnya. Kuman Tuberkulosis berbentuk batang, mempunyai sifat khusus yaitu tahan terhadap asam pada pewarnaan, Oleh karena itu disebut pula sebagai Basil Tahan Asam (BTA), kuman TB cepat mati dengan sinar matahari langsung, tetapi dapat bertahan hidup beberapa jam ditempat yang gelap dan lembab.
2.    Tuberculosis (TB) is an infection caused by the bacteria Mycobacterium tuberculosis which primarily invades the lungs causing pulmonary TB. TB is transmitted through aerosol droplets of people infected with active tuberculosis; a patient's cough, sneeze or spit can be highly contagious and potentially lethal to those in close proximity, especially individuals in prolonged contact with the infected patient
Penyakit tuberculosis disebabkan oleh kuman Mycobacterium tuberculosis. Kuman ini berbentuk batang atau basil, dengan ukuran panjang 1 – 4 mikron dan tebal 0,3 – 0,6 mikron, yang mempunyai sifat khusus yaitu tahan terhadap asam pada pewarnaan. Oleh karena itu disebut pula sebagai Basil Tahan Asam (BTA).
Kuman TB cepat mati dengan sinar matahari langsung. Tetapi dapat bertahan beberapa jam ditempat yang gelap dan lembab. Dalam jaringan tubuh kuman ini dapat tertidur lama (Dormant) selama beberapa tanun.
B.    PATAOGENESIS
                        About 90% of those infected with M. tuberculosis have asymptomatic, latent TB infections (sometimes called LTBI), with only a 10% lifetime chance that the latent infection will progress to overt, active tuberculous disease. In those with HIV, the risk of developing active TB increases to nearly 10% a year.[45] If effective treatment is not given,the death rate for active TB cases is up to 66%.
                        TB infection begins when the mycobacteria reach the pulmonary alveoli, where they invade and replicate within endosomes of alveolar macrophages.The primary site of infection in the lungs, known as the "Ghon focus", is generally located in either the upper part of the lower lobe, or the lower part of the upper lobe. Tuberculosis of the lungs may also occur via infection from the blood stream. This is known as a Simon focus and is typically found in the top of the lung. This hematogenous transmission can also spread infection to more distant sites, such as peripheral lymph nodes, the kidneys, the brain, and the bones.
                        All parts of the body can be affected by the disease, though for unknown reasons it rarely affects the heart, skeletal muscles, pancreas, or thyroid.Tuberculosis is classified as one of the granulomatous inflammatory diseases. Macrophages, T lymphocytes, B lymphocytes, and fibroblasts are among the cells that aggregate to form granulomas, with lymphocytes surrounding the infected macrophages. The granuloma prevents dissemination of the mycobacteria and provides a local environment for interaction of cells of the immune system. Bacteria inside the granuloma can become dormant, resulting in latent infection.
                        Another feature of the granulomas is the development of abnormal cell death (necrosis) in the center of tubercles. To the naked eye, this has the texture of soft,white cheese and is termed caseous necrosis.If TB bacteria gain entry to the bloodstream from an area of damaged tissue, they can spread throughout the body and set up many foci of infection, all appearing as tiny, white tubercles in the tissues.This severe form of TB disease, most common in young children and those  with HIV, is called miliary tuberculosis. People with this disseminated TB have a high fatality rate even with treatment (about 30%)
       Patogenesis TB Paru juga terbagi atas 3 yakni
1)     Tuberkulosis primer
Infeksi primer terjadi saat seseorang terpapar pertama kali dengan kuman TB. Droplet yang terhirup sangat kecil ukurannya, sehingga dapat melewati system pertahanan mukosillier bronkus, dan terus berjalan hingga sampai di alveolus dan menetap disana. Infeksi dimulai saat kuman TB berhasil berkembang biak dengan cara pembelahan diri di paru, yang mengakibatkan peradangan di dalam paru,saluran limfe akan membawa kuman TB ke kelenjar limfe disekitar hilus paru, dan ini disebut sebagai kompleks primer. Waktu antara terjadinya infeksi sampai pembentukan kompleks primer adalah 4 sampai dengan 6 minggu. Adanya infeksi dapat dibuktikan dengan terjadinya perubahan reaksi tuberculin dari negative menjadi positif.
Pada orang dewasa lesi primer sering kali terdapat pada apeks atau bagian atas paru. Pada kompleks primer dewasa, lesi paru sering kali lebih jelas daripada pembesaran kelenjar getah bening, yang mungkin tidak terdeteksi melalui pemeriksaan sinar rontgen. Progresi lesi premer menjadi penyakit paru tipe dewasa (memburuk dan menyebar) tampaknya lebih sering terjadi sesudah pubertas daripada di usia anak.
Perjalanan penyakit setelah infeksi primer tergantung dari jumlah kuman yang masuk dan besarnya respon daya tahan tubuh (imunitas seluler). Pada umumnya reaksi daya tahan tubuh tersebut dapat menghentikan perkembangan kuman TB. Meskipun demikian, ada beberapa kuman akan menetap sebagai kuman persister atau dormant (tidur). Kadang-kadang daya tahan tubuh tidak mampu menghentikan perkembangan kuman, akibatnya dalam beberapa bulan yang bersangkutan akan menujadi penderita Tuberkulosis.

2)     Tuberkulosis pasca primer (post primary TBC)
Tuberkukulosis pasca primer biasanya terjadi setelah beberapa bulan atau tahun sesudah infeksi primer, misalnya karena daya tahan tubuh menurun akibat terinfeksi HIV atau status gizi yang buruk.                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                               
Pada orang dewasa lesi tuberculosis terutama terjadi pada bagian atas paru karena kadar oksigen lebih tinggi sehingga membantu pertumbuhan TB. Penyebaran dalam paru sering kali diakibatkan perkejuan pada lesi. Diikuti kerusakan yang mencair, Bahan cair tersebut yang dibatukkan, meninggalkan lubang berisi udara. TB berkembang biak dengan cepat di dalam lubang dan dapat menyebar melalui bronkus ke bagian lain dari paru. Lesi dapat berupa bercak-bercak atau menyatu membentuk pneumoni tuberculosis, kemudian bagian ini bisa rusak lagi membentuk lubang-lubang berikutnya (Crofton,2002)
3)     Komplikasi pada penderita Tuberkulosis
Komplikasi berikut sering terjadi pada penderita stadium lanjut:
a)    Pleuritis dan empiema
b)    Pneumotoraks spontan terjadi bila udara memasuki rongga pleura sesudah terjadi robekan pada kavitas tuberculosis, hal ini mengakibatkan rasa sakit pada dada secara akut dan tiba tiba pada bagian itu bersamaan dengan sesak nafas. Ini dapat berlanjut menjadi suatu empiema tuberculosis.
c)    Laryngitis tuberculosis
d)    Kor pulmonale (gagal jantung kongestif karena tekanan balik akibat kerusakan paru)
e)    Aspergilomata kavitas tuberculosis yang sudah diobati dengan baik dan sudah sembuh, kadang-kadang tiggal terbuka dan dapat terinfeksi dengan jamur aspergillus fumigatus. Kadang-kadang menyebabkan hemoptisis (batuk darah) yang berat bahkan fatal.
C.           Cara Penularan
Penularan terjadi melalui udara yang mengandung basil TB dalam percikan ludah yang dikeluarkan oleh penderita TB paru  pada waktu mereka batuk, bersin,atau pada waktu bernyanyi. Petugas kesehatan dapat terlular pada waktu mereka melakukan otopsi,bronkoskopi atau pada waktu mereka melakukan intubasi.
Setelah kuman TB masuk kedalam tubuh manusia melalui pernafasan, kuman tersebut dapat menyebar dari paru paru kebagian lainya melalui system peredaran darah, system saluran limfe atau menyebar langsung ke bagian bagian tubuh lainnya.


D.    Cara Penyebaran
Penularan terjadi melalui udara yang mengandung basil TB dalam percikan ludah yang dikeluarkan oleh penderita TB paru  pada waktu mereka batuk, bersin,atau pada waktu bernyanyi. Petugas kesehatan dapat terlular pada waktu mereka melakukan otopsi,bronkoskopi atau pada waktu mereka melakukan intubasi.
Setelah kuman TB masuk kedalam tubuh manusia melalui pernafasan, kuman tersebut dapat menyebar dari paru paru kebagian lainya melalui system peredaran darah, system saluran limfe atau menyebar langsung ke bagian bagian tubuh lainnya.
     Mechanism Transmission
When people with active pulmonary TB cough, sneeze, speak, sing, or spit, they expel infectious aerosol droplets 0.5 to 5.0 µm in diameter. A single sneeze can release up to 40,000 droplets. Each one of these droplets may transmit the disease, since the infectious dose of tuberculosis is very low (the inhalation of fewer than 10 bacteria may cause an infection).
People with prolonged, frequent, or close contact with people with TB are at particularly high risk of becoming infected, with an estimated 22% infection rate. A person with active but untreated tuberculosis may infect 10–15 (or more) other people per year.[3] Transmission should only occur from people with active TB - those with latent infection are not thought to be contagious. The probability of transmission from one person to another depends upon several factors, including the number of infectious droplets expelled by the carrier, the effectiveness of ventilation, the duration of exposure, the virulence of the M. tuberculosis strain, the level of immunity in the uninfected person, and others.
The cascade of person-to-person spread can be circumvented by effectively segregating those with active ("overt") TB and putting them on anti-TB drug regimens. After about two weeks of effective treatment, subjects with nonresistant active infections generally do not remain contagious to others. If someone does become infected, it typically takes three to four weeks before the newly infected person becomes infectious enough to transmit the disease to others
E.     Masa inkubasi
Mulai saat masuknya bibit penyakit sampai timbulnya gejala lesi primer atau reaksi tes tuberculosis positif kira-kira memakan waktu    2–10 minggu. Risiko menjadi TB paru setelah infeksi primer biasanya terjadi pada tahun pertama dan kedua. Infeksi laten dapat berlangsung seumur hidup. Infeksi HIV meningkatkan risiko terhadap infeksi TB dan memperpendek masa inkubasi (Chin, 2000)
Secara teoritis seorang penderita tetap menular sepanjang ditemukannya basil TB didalam sputum mereka. Penderita yang tidak diobati atau yang diobati tidak sempurna dahaknya akan tetap mengandung basil TB selama bertahun tahun. Tingkat penularan sangat tergantung pada hal-hal sebagai berikut :
-          Jumlah basil TB yang dikeluarkan
-          Virulensi dari basil TB
-          Terpajangnya basil TB dengan sinar ultra violet
-          Terjadinya aerosolisasi pada saat batuk,bersin,bicara atau pada saat bernyanyi.
-          Tindakan medis dengan risiko tinggi seperti pada waktu otopsi,intubasi atau pada waktu melakukan bronkoskopi.
F.     Resiko Penularan
Resiko penularan tiap tahun berdasarkan Annaual Risk of Tuberkukosis Infection (ARTI), di Indonesia dianggap cukup tinggi dan bervariasi antara 1 – 3 % (Depkes RJ,2002).
Pada daerah dengan ARTI 1 %, berarti setiap tahun terdapat 10 orang terinfeksi diantara 1.000 penduduk. Sebagian besar dari orang terinfeksi tidak akan menjadi penderita TB, hanya sekitar 10 % dari mereka yang terifeksi yang akan menjadi penderita TB. Factor yang mempengaruhi kemungkinan seseorang menjadi penderita TB adalah daya tahan tubuh yang rendah, diantaranya karena gizi buruk, HIV/AIDS
G.    Gejala-gejala Tuberkulosis
Kemungkinan adanya tuberculosis adalah bahwa gejala-gejala itu datangnya perlahan lahan selama beberapa minggu atau bulan, khususnya ini berlaku bagi gejala umum penyakit seperti: berat badan menurun, hilang nafsu makan, rasa lelah atau panas. Gejala tambahan yang sering terjadi adalah ;
-          batuk lebih dari 3 minggu atau lebih disertai dahak,
-          Kadang kadang dahak yang keluar bercampur dengan darah
-          Sesak nafas dengan rasa nyeri di dada
-          Nafas pendek
-          Wheezing local
-          Sering flu
H.    Diagnosis TB Paru
Diagnosa TB paru pada orang dewasa
Diagnosis TB paru pada orang dewasa ditegakkan dengan ditemukannya BTA pada pemeriksaan dahak secara mikroskopis. Hasil pemeriksaan dinyatakan positif apabila sedikitnya dua dari tiga specimen SPS (sewaktu,pagi,sewaktu) terhadap BTA, hasilnya positif. Bila hanya satu spesimen yang positif, perlu dilakukan pemeriksaan lebih lanjut, yaitu foto roentgen dada atau pemeriksaan dahak SPS diulangi. Cara pemeriksaan sediaan sputum yang dilakukan adalah:
Pemeriksaan sediaan langsung dengan mikroskop biasa.
Pemeriksaan sedian langsung dengan mikroskop fluoresens (pewarnaannya khusus)
Pemeriksaan dengan biakan (kultur)
Pemeriksaan terhadap resistensi obat
Diagnosis tuberculosis yang paling sering digunakan di puskesmas adalah pewarnaan cara Ziehl-Neelsen.
Bahan pemeriksaan adalah sputum .
Diagnosing active tuberculosis based merely on signs and symptoms is difficult, as is diagnosing the disease in those who are immunosuppressed. A diagnosis of TB should, however, be considered in those with signs of lung disease or constitutional symptoms lasting longer than two weeks. A chest X-ray and multiple sputum cultures for acid-fast bacilli are typically part of the initial evaluation.Interferon-γ release assays and tuberculin skin tests are of little use in the developing world. IGRA have similar limitations in those with HIV.
A definitive diagnosis of TB is made by identifying M. tuberculosis in a clinical sample (e.g. sputum, pus, or a tissue biopsy). However, the  difficult culture process for this slow-growing organism can take two to six weeks for blood or sputum culture. Thus, treatment is often begun before cultures are confirmed.Nucleic acid amplification tests and adenosine deaminase testing may allow rapid diagnosis of TB. These tests, however, are not routinely recommended, as they rarely alter how a person is treated. Blood tests to detect antibodies are not specific or sensitive, so they are not recommended.















BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
A.     Kesimpulan
Tuberkulosis (TB) adalah penyakit menular yang biasanya menginfeksi paru-paru, tetapi dapat menyerang hampir semua bagian tubuh. Tuberkulosis menyebar dari orang ke orang melalui udara. Ketika seseorang dengan TB di paru-paru atau tenggorokan batuk, tertawa, bersin, bernyanyi, atau bahkan berbicara, kuman yang menyebabkan TBC dapat menyebar melalui udara. Jika orang lain bernafas dalam kuman, ada kemungkinan bahwa mereka akan terinfeksiTBC.
Hal ini tidak mudah untuk menjadi terinfeksi TBC. Biasanya seseorang harus dekat dengan seseorang dengan penyakit TB untuk jangka waktu yang panjang. TB biasanya spread antara anggota keluarga, teman dekat, dan orang-orang yang bekerja atau hidup bersama. TBC tersebar paling mudah di ruang tertutup selama jangka waktu yang panjang.
Jika tidak diobati, TBC dapat berakibat fatal. Tapi TB hampir selalu dapat diobati dan disembuhkan jika Anda minum obat seperti yang diarahkan oleh dokter Anda. Setelah Anda memulai pengobatan, dalam beberapa minggu Anda akan tidak lagi menular. Itu berarti Anda tidak dapat menyebarkan penyakit kepada orang lain. Jika Anda minum obat Anda hanya sebagai penyedia layanan kesehatan Anda memberitahu Anda, semua kuman TBC harus dibunuh.



B.    Saran
Jadi sarannya adalah :
1.      Setiap masyarkat harus menjaga kebersihan lingkungan sekitar atau budayakan diri dengan PHBS
2.      Hindari diri dari pasien yang sudah dideteksi menderitaa penyakit TB -  paru.
3.      Apabila batuk yang sudah berkanjangan segera meriksa kesehatan di rumah sakit terdekaat atau dokter peraktek terdekat.
















Daftar Pustaka

Kenneth Todar,Ph.D.All rights reseved.-www.textbookofbacteriology.net
Web Review of Todar's Online Textbook of Bacteriology. "The Good, the  Bad, and the Deadly"

CDC - Tuberculosis - NIOSH Workplace Safety and Health Topic textbook.htm

Kenneth Todar PhD University of Wisconsin-Madison Department of Bacteriology tuberkulosis
Kelsey Whittier Ethics, Autonomy and the Treatment of Tuberculosis in Impoverished Patients in India
Www.tb-paru.html

Tuberculosis - American Lung Associationtext book.htm

From Wikipedia, the free encyclopedia. Tuberculosis textbook.htm

Tuberculosis-parutet book.html

Anonym, 2005. Kuman TBC Jagoan Bersembunyi, http://www.suaramerdeka.com/,

Anonym, 2009. Penemu Obat Fitofarmaka TBC, http://newspaper.pikiran- rakyat.com/prprint.php/

Novaliani, Amirah. 2003. Persepsi Masyarakat Tentang Penyakit TBC, Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya, Sriwijaya.
Sekilas Tentang Penyakit TBC, Sumber PPTI Pusat



Tidak ada komentar:

Posting Komentar